Madukara.com, Bandar Lampung – Jika berbicara soal pulau pasaran sudah tentu kita teringat dengan ikan teri yang sudah di akui kualitasnya di kancah nasional.
Namun rupanya, warga pulau pasaran tak hanyak mengolah ikan teri, sebagian warganya mempunyai keramba kerang hijau dengan nilai jual yang cukup untuk memutarkan roda perekonomian masyarakat di pulau pasaran.
Salah satu pemilik keramba, Imron menuturkan, ia mulai menggeluti bisnis kerang hijau sejak tahun 2015. Dalam satu keramba, kerang hijau yang di hasilkan bisa mencapai 7 kuintal sampai 1 ton.
“7 kuintal sampai 1 ton itu kalau lagi bagus. Kalau lagi jelek biasanya cuman dapat 1 kuintal,” tutur imron.
Salah satu faktor yang menyebabkan naik dan turunnya jumlah kerang hijau yang di dapat karena cuaca dan kondisi air laut.
“Biasanya pas angin kencang atau ada limbah itu buah (kerang hijau) sedikit. Tapi kalau lagi musim hujan kaya sekarang ada lah lumayan,” terangnya.
Untuk penjualannya sendiri, ia menjual ke gudang lelang. Namun tak sedikit juga yang datang ke pulau pasaran untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
“Kita biasa jual ke gudang lelang, tapi kadang ada juga yang kerumah. Untuk harganya di kisaran 10 ribu sampai 12 ribu per kilogramnya,” katanya.
Besarnya potensi ekonomi bisnis budidaya kerang hijau ini sampai ke telinga pemerintah. Hasilnya, Imron dan 100 kepala keluarga (KK) lainnya mendapatkan suntikan dana sekitar 5 juta per (KK).
Sedangkan untuk pendampingan, ia pernah mendapat pelatihan terkait budidaya kerang hijau. Namun tetap saja hal itu tidak merubah jumlah kerang hijau yang di dapat.
“Pernah ada pendampingan, tapi tetap saja jumlah kerang hijau yang didapat masih bergantung pada kondisi air dan angin,” jelas imron.
Hingga saat ini, terdapat 100 keramba apung kerang hijau yang berada di sekitaran pulau pasaran.