Manfaatkan Moment Kemerderaan ke-77, Penyandang Disabilitas Raup Rezeki Dengan Berjualan Bendera

(Madukara.com) Tanggamus,Lampung – Perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022 menjadi berkah tersendiri bagi para penyandang Disabilitas di bawah binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Pasalnya, para penyandang disabilitas yang telah diberikan kemampuan dalam menjahit dapat mendulang cuan lebih dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia dengan membuat bendera dan umbul-umbul.

Bahkan, dalam proses penjualan, mereka tidak perlu repot karena sejumlah pemesan akan datang, lantaran pembeli banyak yang datang langsung ketempat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) LKS Alamanda yang berada di Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting.

Pun demikian, mereka disabilitas yang tak ingin berpangku tangan itu juga memanfaatkan waktu luang membawa sepeda motor roda tiga yang juga merupakan bantuan LKS Alamanda berkeliling di sekitar Gisting untuk menjajakan bendera dan umbul-umbul karya mereka.

Dengan harga yang terjangkau, bahkan mereka akan memberikan discount apabila masyarakat membeli bendera merah putih lebih dari satu, lantaran mereka ingin semua masyarakat mengibarkan sang saka merah putih pada rangkaian moment 17 Agustus 2022 ini.

Ditemui saat berjualan keliling di wilayah Gisting, Abdul Mujid salah satu disabilitas gangguan motorik pada kakinya sehingga kedua kakinya mengalami pembengkokan. “Ini jualan pernak pernik hari kemerdekaan Republik Indonesia berupa umbul-umbul dan bendera merah putih,” kata Abdul Mujid, Sabtu (13/8/2022).

Ia mengaku berkeliling, saat waktu luang menghabiskan hasil jahitannya bersama teman-temannya di Kube LKS Alamanda. “Hari ini berkeliling di sekitar gisting saja, karena hasil jahitan tersedia sambil menunggu pesanaan yang masuk melalui ketua LKS Alamanda,” ungkapnya.

Ia mengaku, dalam penjualan pernak-pernik 17 Agustus itu, hasilnya cukup menjanjikan dibandingkan pada saat masa pandemi Covid-19 yang lalu, lantaran banyak masyarakat membeli. “Alhamdulillah pak, banyak masyarakat membeli. Luar biasa antusias masyarakat menyambut hari kemerdekaan ini,” tandasnya.

Saat dikunjungi di Kube LKS Alamanda, para penyandang disabilitas tersebut juga sangat kompak menyelesaikan pembuatan umbul-umbul dan bendera. Disana yang terdiri dari bagian-bagian peyiapan bahan, pemotongan kaian, penjahitan, obras hingga pemasangan tali pengikat bendera maupun umbul-umbul.

Kekompakan para disabilitas tersebut, sangat layak diapresiasi lantaran melalaui hal tersebut diantara mereka tercipta soliditas antara penyandang disabilitas seiring dengan pekerjaan yang cepat selesai.

Agung Dian Saputra yang merupakan warga Talang Padang itu mengaku bahwa ia mengalami disabilitas tuna daksa dengan kondisi hanya memiliki 1 kaki dan 1 kakinya diamputasi karena kanker. “Kaki saya diamputasi karena kanker pada tahun 2005,” kata Dian, Sabtu (13/8/2022).

Dian mengungkapkan, bahwa ia dalam pembinaan LKS Alamanda sudah sejak 10 tahun lalu dan selama 6 bulan bergabung ke Kube LKS Alamanda, dan ia sangat bersyukur sudah banyak orderan.

Hal itu seiring setelah ibu LKS bicara akan membuka Kube yang mendapat bantuan dari Kementerian Tenaga Kerja, sehingga banyak orderan masuk baik dari sekolah TK, SD dan SMP.

Kemudian, saat ini jelang 17 Agustus. Para disabilitas tersebut membuat orderan bendera, umbul-umbul yang dijual dari rumah ke rumah, kadang di jalan, secara online dan jualan langsung di tempat mereka bekerja.

“Alhamdulillah, respon masyarakat sangat baik. Tidak memandang kami dalam kondisi disabilitas. Tetapi mereka juga melihat dari segi kualitas yang kami buat dan kita merasa sangat senang,” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Roswati Purwantari selaku Ketua LKS Alamanda Tanggamus, bahwa menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, disabilitas dibawah binaanya memanfaatkan momen tersebut dengan membuat bendera dan umbul-umbul.

“Ini kita ambil momet yang bagus ini, memfasilitasi disabilitas binaan LKS Alamanda untuk membuat bendera merah putih dan umbul-umbul, guna memeriahkan 17 Agustus,” kata Roswati.

Roswati menjelaskan, terkait penjualan bendera merah putih dan umbul-umbul, pihaknya juga memanfaatkan media sosial dan group-group whatsapp, perkenalkan lingkungan sekitar LKS, juga berjualan di jalan raya guna menguji mental para disabilitas.

“Sehari mereka dapat menyelesaikan 50 umbul-umbul dan bendera merah putih, walaupun sehari tidak habis terjual tetapi mereka. Kadang laku 10 hingga 15 lembar sehingga dapat menambah penghasilan para penyandang disabilitas tersebut,” tegasnya. (rgr)

(Visited 8 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed