(Madukara.com) Lampung Selatan, Lampung – Dalam kurun waktu dua hari terakhir, Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di perairan Selat Sunda Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, sudah 3 kali mengeluarkan abu vulkanis. Meski terus melakukan aktivitas dengan mengeluarkan abu vulkanis, status GAK berada pada level II atau waspada.
Berdasarkan data yang dilansir dari laman website magma.esdm.go.id, gunung api yang terletak dengan geografis di Latitude -6.102°LU, Longitude 105.423°BT itu kembali melontarkan material panas pada hari Rabu, (30/3/2022) sekitar pukul 13:26 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 857 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 96 detik.
Kemarin, GAK pada hari Selasa, (29/3/2022) sekitar pukul 20:19 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 657 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 74 detik.
Lalu erupsi G. Anak Krakatau pada hari Selasa, (29/3/2022) sekitar pukul 12:40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 657 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 52 mm dan durasi 35 detik.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Desa Hargo Pancuran, Andi Suardi, mengingatkan masyarakat tidak perlu panik, yang penting tetap selalu waspada. Meski kembali erupsi, saat ini Gunung Anak Krakatau masih berada pada status level II atau waspada. Rekomendasi yang dikeluarkan pun tidak memperbolehkan masyarakat atau wisatawan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer. (RGR)