(Madukara.com) Bandar Lampung, Lampung – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bandar Lampung dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung sepakat untuk berkolaborasi dalam memberikan pendidikan politik (Politic Of Education) pada masyarakat. Kesepakatan kolaborasi itu tercetus saat Bawaslu Kota Bandar Lampung melakukan kunjungan ke Kantor PWI Lampung, Balai Wartawan H Solfian Achmad, Kamis (7/4/2022).
Ketua Bawaslu Kota Bandar Lampung Candrawansah mengatakan, selain menjalin silaturahmi, kedatangan Bawaslu Kota Bandar Lampung ini juga dalam upaya mengajak seluruh elemen untuk dapat ikut serta dalam pengawasan Pemilu, termasuk PWI Lampung.
“Beberapa hari terakhir kami memang sedang melakukan safari ke beberapa media, dan hari ini beraudiensi ke organisasi profesi PWI Lampung. Tentu tujuannya adalah mengajak kolaborasi baik di bidang pendidikan politik maupun pengawasan,” kata Candrawansah.
Di ranah pendidikan politik, lanjut Chandrawansyah, pihaknya siap kapan pun jika dibutuhkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun diskusi terkait pengawasan Pemilu. “Ya, kapan pun jika kami diminta sebagai pembicara kami siap. Harapannya begitu pula dengan PWI Lampung,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris PWI Lampung, Andi S Panjaitan mengatakan, pendidikan politik pada masyarakat menjadi kata kunci dalam upaya pencegahan pelanggaran pemilu.“Seorang wartawan sesuai amanat undang-undang pers 40/1999, secara otomatis melakukan peran pengawasan dalam kerja jurnalistik yang dilakukan. Artinya tanpa diminta pun, wartawan terus melakukan pengawasan,” jelas Andi Panjaitan.
Wakil Ketua Bidang Cyber PWI Lampung, Amirudin Sormin juga mengatakan, sebagai bentuk partisipasi PWI dalam pengawasan Pemilu. PWI siap berkolaborasi dengan Bawaslu di ranah pendidikan politik.
“Pendidikan politik pada masyarakat ini sangat penting. Titik tekannya pada narasi, agar masyarakat tidak menjadi sumber hoax. Hal ini mengingat saat ini setiap orang bisa menjadi sumber informasi sekaligus penyampai informasi via media sosial,” ungkap Amirudin Sormin.
Karenanya, tambah Amir, perlu adanya pelatihan dalam rangka memberikan pemahaman terhadap netizen, agar informasi dari netizen dapat tersampaikan dan diterima secara utuh. (RGR)